Tepis Miring Gebyar Pol - Polan Dinas Pendidikan, jelasnya baca Artikel Ini!

Gebyar Pol-Polan bangkitkan penghasilan UMKM dan PKL Lumajang


RAYA PUBLIK. COM
Lumajang -- Satu Momen Indah yang tidak pernah terlupakan yaitu Inovasi dan Kreatifitas Event Gebyar Pendidikan Pol-Polan di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur menjadi salah satu bukti bahwa Lumajang memiliki banyak potensi kreativitas guru dan murid yang bisa diandalkan dalam membangkitkan perekonomian Lumajang Khususnya. 

“Selain stand dari 21 korwil lembaga pendidikan di kecamatan, juga disediakan stand bagi PKL (pedagang kaki lima, red) yang jumlahnya ada sekitar 170 stand, dan saya yakin PKL yang berpartisipasi mendapatkan penghasilan yang lebih selama satu minggu serangkaian Gebyar Pendidikan Pol-Polan digelar,” ujar Wakil Bupati Lumajang Indah Amperawati (Bunda Indah).

Menurut Bunda Indah, penyelenggaraan Gebyar Pol –Polan tersebut yang mengangkat kreativitas masyarakat sehingga  dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kesejahteraannya UMKM, terutama bagi Pedagang Kaki Lima.

Oleh karena itu, dirinya mengharapkan agar event serupa dapat dilaksanakan secara berkelanjutan dengan skala lebih luas ke depannya, dan sehingga dapat menumbuhkan perekonomian masyarakat sekitar.

“Tadi, saya menyapa dan berdiskusi dengan salah satu PKL, mereka bercerita, biasanya dalam keseharian berjualan, omset yang didapat per harinya mencapat sekitar Rp50.000 – Rp100.000, namun saat berjualan di stand yang disediakan dalam Gebyar Pol-Polan ini, omsetnya mencapai kisaran Rp500 ribu per hari,” kata dia. 

Senada dengan Wakil Bupati,  Bupati Lumajang yang akrab disapa Cak Thoriq mengapresiasi serangkaian kegiatan Gebyar Pol-Polan yang digelar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, yang diakhiri dengan kegiatan sholawat bersama.

“Saya apresiasi kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan beserta stafnya, dengan adanya kegiatan ini berjalan sukses, Aman dan lancar," Ungkap Beliau saat menghadiri penutupan Gebyar Pol-Polan yang Menghadirkan Penceramah tunggal KH. Anwar Zahid yang Tanpak begitu meriah. 
Begitu pula yang di katakan oleh Sekda Lumajang Drs. Agus Triyono, M.Si (Sekda) juga mengapresiasi  Event kegiatan Gebyar Pol - Polan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lumajang yang sangat luar biasa, Mampu dongkrak penghasilan UMKM dan PKL Lumajang. 

Ditempat Terpisah Kabid Kebuddikmas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lumajang, Abdul Rohman, M.Pd, saat di temuai kepada media ini diruang kerjanya , Rabo(31/5/2023) Mengatakan : Gebyar Pol-Polan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan telah selesai digelar. Tentu saja, meskipun belum sempurna dan muncul kritikan dari beberapa pihak, even ini berdampak positif bagi perekonomian masyarakat Lumajang, lebih-lebih para pelaku UMKM dan PKL, Dampaknya sangat positif, para pelaku UMKM yang biasa mangkal di seputar lokasi Gebyar Pol-Polan di KWT, bisa meraup keuntungan 7 sampai 10 kali lipat dari biasanya.

“Seperti warung makanan di dalam sana, pada hari hari biasa hanya mampu meraup Rp 500 ribu sehari.  Namun, pada saat Gebyar Pol-Polan digelar mampu meraup pendapatan kotor Rp. 5 sampai 6 juta perhari. Ada juga penjual cilot yang penghasilan Rp. 30 ribu sehari bisa sampai Rp. 350 ribu perhari. Begitu pula dengan penjual makanan minuman lainnya seperti bakso, sosis, sea food, es degan, mainan anak-anak, durian, gorengan, dan lain lain. Ini beneran”, ujar Rohman. 

Masih Kata Abdul Rohman,  Bahwa tanggal 20 Mei 2023, pihaknya mengumpulkan PKL (Pedagang Kaki Lima) yang biasanya mangkal di seputar KWT. Saat itu ada 70 PKL yang diundang. Namun yang hadir membludak menjadi sekitar 90 PKL.

Kepada mereka (PKL) disampaikan, panitia Gebyar Pol-Polan menyediakan ini 12 tenda gratis. Sedangkan untuk kebersihan sampah, bongkar pasang tenda, disepakati untuk dana partisipasi. Partisipasinya beragam. Yang kebagian tenda berpartisipasi Rp. 150 ribu/ 100 ribu, sedangkan yang tidak menempati tenda variatif sesuai ukuran lapak/ stan.

“Kesepakatannya seperti itu. Meskipun begitu, ada juga yang hanya berpartisipasi Rp. 50 ribu, Rp. 25 ribu, Rp. 10 ribu. Malah ada juga yang nggak bayar. Kita catat itu semua. Nah, yang bayar Rp. 10 ribu ini kita sarankan dimasukkan ke masjid, ke kotak amal masjid saja “, tuturnya.

Jika dihitung, selama 4 hari Gebyar Pol-Polan Dindikbud digelar, perputaran uang diperkirakan tembus hingga Rp. 1,5 miliar lebih. Dampak ekonomi bagi PKL sebesar Rp. 375 juta/ hari, sedangkan bagi kalangan seniman Rp. 440 juta.

“Ini fakta. Dan para pelaku UMKM yang kita tanyakan, mayoritas bilang meraup keuntungan sampai 7 kali lipat bahkan 10 kali lipat dibandingkan hari hari biasa. Artinya, Gebyar Pol-Polan ini membawa dampak  cukup besar bagi pelaku usaha, khususnya UMKM dan PKL”, paparnya.

Lebih Lanjut A. Rohman  mepaparkan, jumlah total lapak yang ada sekitar 144 buah (12 lapak/ stan bertenda) sisanya tanpa tenda.

“Dan perlu diingat dan saya luruskan. Yang berpartispasi buat biaya sampah, bongkar pasang tenda Rp 150 ribu, Rp 50 ribu, Rp 25 ribu itu selama 4 hari. Bukan setiap hari. Sekali itu saja bayarnya. Baik yang bayar 50 ribu, 100 ribu, 150 ribu, 25 ribu, 10 ribu sekali itu saja. Kalau ditotal seluruhnya ada Rp. 7 jutaan. Orang yang tidak tahu membayangkan bayar lapak Rp. 150 ribu dikalikan 4 hari = Rp. 600 ribu dikalikan misalnya 70 lapak = Rp. 42 juta”, paparnya .

Dana partisipasi tersebut kemudian oleh panitia diberikan kepada 20 orang dari DLH (Dinas Lingkungan Hidup) sebagai pengganti uang lelah (konsumsi, transportasi), karena mereka bertugas di luar jam dinas malam hari plus BBM mobilnya.

Untuk BBM nya perhari Rp.150 kali 4 hari = 600 ribu. Jadi, totalnya buat orang/ pekerja DLH dan BBM nya Rp.850 ribu selama 4 hari.

Belum lagi, untuk kebersihan yang ada di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta Dispar, serta petugas bongkar pasang stand tenda. “Semua ada catatan dan kwitansinya”, tuturnya.

Mengapa biaya listrik, sampah, bongkar pasang tenda tidak dimasukkan ke dalam anggaran awal dari dana APBD? Ditanya soal ini Rohman kembali menjelaskan, pihaknya tidak berpikir sampai di situ. Yang ada dan dianggarkan hanya konsumsi untuk pihak yang terlibat di dalamnya.serta Untuk kebersihan itu sendiri memang tidak masuk di RAK (Rencana Anggaran Kerja). Tidak sampai sejauh itu. Sebenarnya boleh dan bisa dianggarkan. Tapi waktu itu terlanjur sudah tidak masuk RKA.

Dia menegaskan, pihaknya sama sekali tidak ingin dan tidak punya niat mengambil keuntungan dari Gebyar Pol-Polan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.

“Yang kita inginkan bagaimana Gebyar Pol-Polan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lumajang ini sukses, berjalan dengan aman, lancar dan secara ekonomi menguntungkan pelaku usaha mikro, khususnya UMKM dan PKL," tutupnya. 

Pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lumajang,  mengucapkan terima kasih atas partisipasi semua pihak demi terselenggaranya Gebyar Pol-Polan ini. Disatu sisi kritik dan saran kami butuhkan untuk memotivasi kami kedepan agar supaya lebih mendekati Sempurna,  

" Kami Manusia biasa, Mendekati kesempurnaan Hal yang sangat luar biasa. karena Kesempurnaan Hanya Milik ALLAH SWT. 

Reactions