Aktivis JAMAK saat orasi
RAYA PUBLIK. COM
Lumajang - Puluhan Aktivis Antikorupsi Jawa Timur (Jatim) mengapresiasi kerja-kerja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) khususnya dalam penanganan rasuah di Jatim seperti operasi tangkap tangan wakil ketua DPRD terkait suap dana hibah. Meski begitu, para aktivis tersebut berharap taring KPK tidak hanya tajam Jatim. Mereka menuntut KPK juga membongkar dugaan korupsi bansos covid-19 di DKI Jakarta menyusul adanya temuan puluhan ton beras busuk beberapa waktu lalu.
Hal tersebut disampaikan para aktivis dalam aksi menyampaikan aspirasi atas nama Jaringan Masyarakat Antikorupsi (JAMAK) sambil membentangkan Spanduk yang bertuliskan, "KPK jangan hanya bidik hibah propinsi Jawa Timur, Bongkar juga Kasus Korupsi DKI Jakarta", di Randuagung Kabupaten Lumajang Jawa Timur, Minggu (22/23) siang.
"Kami masyarakat Jaringan Masyarakat Antikorupsi Jawa Timur sangat apresiasi dan mendukung penuh dalam penegakan yang dilakukan KPK, namun KPK juga perlu mengusut secara tuntas dugaan korupsi di daerah lain seperti dugaan korupsi bansos di DKI Jakarta yang jadi perhatian banyak pihak menyusul temuan beras busuk," kata koordinator Aksi, Ridwan.
Selain itu, Ridwan juga menyinggung soal penyelidikan dugaan korupsi penyelenggaraan Formula E Jakarta yang belum jelas kelanjutannya padahal menjadi perhatian masyarakat banyak. Ridwan berharap KPK dapat menjawab berbagai keraguan atau bahkan tudingan segelintir kelompok yang membawa dugaan kasus tersebut ke ranah politisasi.
"KPK sudah menunjukkan taringnya dengan penangkapan Gubernur Papua, Lukas Enembe, Kasus Hibah Jawa Timur yang menyeret Wakil Ketua DPRD Propinsi Jatim dan kasus lainnya. Jadi mengapa untuk Formula E Jakarta seolah gamang, jangan terpengaruh pada opini atau tekanan apapun," jelasnya.