RAYA PUBLIK. COM
Lumajang -- Kapolres Lumajang, AKBP Dewa Putu Eka D. S.I.K., M.H memberikan materi jadi Narsum (Nara Sumber) tentang "Wawasan Kebangsaan' kepada mahasiswa di Kampus Universitas Lumajang, Jalan Musi, Desa Sumberejo, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Lumajang, Jumat (2/12/2022).
"Mahasiswa adalah cikal bakal generasi penerus bangsa. Sangat penting bagi adik-adik mahasiswa baru ini untuk semakin memperkuat tentang wawasan kebangsaan dan cinta tanah air,” ujar AKBP Dewa.
Dalam materi nya, AKBP Dewa memberikan tips mengenai cara untuk merajut sebuah persatuan dan kesatuan bangsa. “Harus kita pahami tentang bagaimana cara agar kita dapat merajut persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yaitu dengan cara menanamkan wawasan kebangsaan yang kuat, pendidikan berkarakter dan pendidikan berbasis keluarga” tegas Dewa.
Selain tentang bagaimana merajut sebuah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, tentunya wawasan kebangsaan juga meliputi tiga unsur yaitu rasa kebangsaan, paham kebangsaan dan semangat kebangsaan. Ketiganya harus ditanamkan terutama pada generasi muda.
Kapolres Lumajang juga memberikan motivasi terkait kehidupan berbangsa dan bernegara yang merupakan kumpulan nilai-nilai luhur yang wajib dipahami oleh seluruh masyarakat. Agar dapat dijadikan panduan dalam kehidupan ketatanegaraan untuk mewujudkan bangsa dan negara yang adil, makmur sejahtera dan bermartabat dengan mengusung konsep 4 pilar.
“Sebagai generasi muda yang merupakan generasi masa depan bangsa, tentunya kita wajib memahami empat pilar landasan kehidupan berbangsa dan bernegara yaitu mulai dari Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika,” ujarnya.
Turut Hadir dalam kegiatan tersebut, Rektor Universitas Lumajang Dr. M. H. Eko Romadon, S.Sos, M.Si, Dekan dan Dosen , Presma BEM dan seluruh Mahasiswa Universitas Lumajang serta Jajaran Polres Lumajang.
Dalam Paparannya AKBP Dewa Putu Eka Darmawan menekankan bahwa : pahlawan telah mewariskan keteladanan dan nilai-Nilai yang Luhur, Kepahlawananya wajib kita jaga sampai hayat di kandung badan.
Apabila diibaratkan rumah maka isinya adalah bhinneka tunggal Ika sebagai manusia, Pancasila sebagai dasar negara, ideologi adalah sebagai pondasi, NKRI adalah rumah dan UUD 1945 berfungsi sebagai kelengkapan rumah.
Lebih lanjut, Kapolres menyampaika, perubahan Negara yang. Lebih fatal adalah terorisme, narkoba, radikalisme, separatisme, ilegal logging, ilegal fishing, ancaman media sosial lebih dahsyat bukan hanya tujuan namun pada cara dan instrumennya.
"Ancaman radikalisme dan terorisme, dimana radikalisme adalah suatu tindakan yang menginginkan perubahan baik sosial, politik dengan menggunakan paham kekerasan dan bertindak ekstrim," ujarnya.
Saat ini terkait tantangan terhadap ideologi Pancasila, hal yang paling mengancam saat ini adalah adanya pengaruh budaya luar yang berbeda dengan nilai-niali Pancasila, berkembangnya ajaran radikal, berkurangnya pendidikan tentang Pancasila di sekolah dan perguruan tinggi.
"Kami berharap dengan adanya materi wawasan kebangsaan ini dapat menambah pengetahuan serta kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," pungkasnya.(H)