RAYA PUBLIK. COM
Lumajang - Bertempat di Hall Resto & Cafe Klapan Jalan Mahakam No 30 , Polres Lumajang - Jawa Timur bersama Forkopimda Kabupaten Lumajang, menggelar forum diskusi terbuka membahas penyelesaian permasalahan tambang pasir yang berada di Desa Sumberwuluh Kecamatan Candipuro Kabupaten Lumajang Jawa Timur, Kamis (11/10/2022).
Adapun Diskusi Tersebut mendatangkan narasumber dari PVMBG ( Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) , Pos Pantau Gunung Api (PPGA) Semeru, Melibatkan Akademisi, aktivis lingkungan, perwakilan legislatif, penambang pasir di lokasi yang menjadi pokok bahasan, berikut sejumlah awak media cetak, elektronik dan online.
Kapolres Lumajang AKBP Dewa Putu Eka D, S.I.K M.H mengatakan, diskusi mengulas kejadian erupsi gunung Semeru yang terjadi bulan Desember 2021 lalu. Sempat beredar informasi yang simpang siur, terlebih asumsi jika dalam peristiwa memilukan itu, ada Human Error sampai - sampai dua dusun diantaranya Kamar Kajang dan Dusun Kampung Renteng tenggelam.
"Saat ini kita bersama - sama mendengarkan langsung dari akademisi. Belajar dari kejadian yang terjadi akhir tahun kemarin. Dimana Dusun Kamar Kajang dan Kampung Renteng di Desa Sumberwuluh tenggelam akibat erupsi gunung semeru. Sempat merebak isu liar dan beragam tanggapan diantaranya ada Human Error," ucap Kapolres Lumajang.
Namun, untuk Kabupaten Lumajang, tegasnya tetap mewadahi semua aspirasi warga, dengan berupaya diskusi dan mengurai simpang siur informasi, agar tidak ada praduga - praduga yang keliru.
"Tujuannya agar semua berfikir jernih dan tidak ada konflik permasalahan berkepanjangan," ucapnya.
Diharapkan, pasca diskusi akan terjadi keterbukaan atau bertambahnya wawasan. Dan tambang di Kabupaten Lumajang akan benar - benar mendatangkan manfaat.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memaparkan bahwa ada 6 juta meter kubik material yang dikeluarkan dari Kawah Gunung Semeru sa'at terjadi Letusan tanggal 4 Desember 2021.
Liswanto, Kepala Pos Pemantau Gunung Api (PPGA) Semeru saat memberikan paparan perihal Erupsi Gunung Semeru yang kala itu terjadi letusan dengan kecepatan awan panasnya mencapai 200 kilometer.
"Hanya dalam hitungan sekitar 80 menit, material tersebut sudah mencapai jarak 16 kilomener dari puncak Gunung Semeru," papar liswanto .
Senada Juga dari narasumber Kepala Departemen Teknik Geofisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Dr. Dwa Desa Warnana menyampaikan, berdasarkan ilmu fisika. apabila aliran melewati jalur yang lebih sempit akan terjadi peningkatan kecepatan, sehingga setelah keluar dari jalur yang sempit tersebut yang terjadi adalah penyebaran aliran, apapun juga di terjang , entak itu tanggul Beton atau tanggul Pasir di terjang habis semua tertutup Material yang mengalir super cepat dari kawah gunung Semeru.
"Aliran setelah melewati jalur sempit akan menyebar kemana-mana ini kita disebut Fan Deposit," terangnya.
Kalau dilihat dari Semua paparan yang di paparkan masing -- masing narasumber.
Apa masih terbesit dalam Benak dan Pikiran Kita " Human Error" atau Memang Murni Bencana Alam Atau juga kata - kata yang lain. (H)