Seni Tari Topeng Dalem Sidakarya, Tarian Sakral Asli Lumajang

Seni Tari Topeng Dalem Sidakarya asli Lumajang.



RAYA PUBLIK. COM
Lumajang -- Tari Topeng Dalem Arsa Wijaya dan Topeng Dalem Sidakarya yang diperagakan oleh Wali Kota Denpasar Bali Gusti Ngurah "ngayah" pada ritual Pujawali Bakti Penganyar di Pura Mandhara Giri Semeru Agung Lumajang.

"Ritual ini merupakan momentum bagi umat Hindu untuk selalu eling dan meningkatkan bakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan)", kata Jayanegara dalam keterangan tertulisnya, Jumat (22/7/2022).

Dalam acara ritual tari Topeng Dalem Arsa Wijaya dan Topeng Dalem Sidakarya juga dihadiri oleh Wakil Walikota Denpasar Bali Kadek Arya Wibawa dengan harapan supaya rangkaian tersebut menjadi sebagai sebuah momentum keharmonisan dengan Tuhan, dengan sesama umat manusia dan lingkungan, agar bisa mengimplementasi dari Tri Hita Karana.

Tarian yang dibawakan oleh Wali Kota Denpasar Bali ini adalah sebuah tarian sakral yang wajib ditarikan di setiap acara. Sebab, apabila ditelisik asal muasal tarian Topeng Sidakarya ini berasal dari Lumajang.

Tari Topeng ini memiliki suatu makna pencapaian tujuan menyelesaikan pekerjaan, serta menjadi suatu lambang pekerjaan atau karya yang sudah dikerjakan hingga pencapaian penyelesaian dengan baik.

Tarian ini ditampilkan sebagai persembahan yang bertujuan agar upacara dapat terselenggara dengan baik dan selamat serta terhindar dari segala bahaya.

Rangkaian Bakti Penganyar diawali dengan Tari Rejang Sari dan Rejang Renteng yang dibawakan oleh WHDI Kota Denpasar, Tari Baris Gede dibawakan oleh Perbekel/Lurah Kota Denpasar, Wayang Lemah dan Topeng Wali.

Iringan suara kidung dan gamelan menambah khidmat suasana. Bakti Penganyar diakhiri dengan persembahyangan bersama yang dipimpin Ida Pedanda Gede Karang Ngenjung, Griya Keniten Duda Karangasem.


Sementara itu, Ketua PHDI Kabupaten Lumajang, Jedy Sumianto mengatakan piodalan atau pujawali itu upacara tahunan yang diselenggarakan oleh umat Hindu Keberadaan Pura Mandhara Giri Semeru Agung perpaduan antara Hindu Jawa dan Hindu Bali.

Karenanya, setiap pelaksanaan Bhakti Penganyar upacara lainnya selalu dipadukan dengan Pemkab/Pemkot di Provinsi Jawa Timur.

"Seperti hari ini Bakti Penganyar dari Pemkot Denpasar juga dilaksanakan bersama-sama dengan Pemkab Situbondo, Bondowoso dan Jember", ujarnya.

Di tahun 2022, lanjut Edy Sumianto, piodalan di Pura Mandhara Giri Semeru akan berlangsung selama 11 hari, dimulai sejak Rabu (13-07-2022) hingga Minggu (24/7/2022).

Dalam acara tersebut, umat Hindu yang sebagian besar dari Bali Tengger dan dari kota-kota lainnya silih berganti datang selama 24 jam untuk melakukan persembahyangan.

Menariknya, sebelum menuju Pura Mandhara Giri Semeru Agung, rombongan lebih dulu melaksanakan persembahyangan di Pura Rambut Siwi Jembrana, Pura Agung Blambangan Banyuwangi yang dilanjutkan dengan penyerahan sembako dan alat penunjang protokol kesehatan kepada pemangku setempat. (H)

Reactions