Wagi tukang patri yang sabar & Ihklas
RAYA PUBLIK. COM
Lumajang -- Zaman boleh berubah tapi jasa reparasi atau Tukang Patri panci atau dandang ceret bocor dan perkakas dapur lainnya masih ada tapi tidak sebanyak zaman dulu, kalau dulu seperti menjamur dimana -- mana ada. Tapi sekarang masih ada yang mempertahankannya, meski sudah lahir aneka produk perabot modern pabrikan seperti halnya magic com atau peralatan lainnya.
Adalah tangan kreatif Wagi, warga Kunir Lor, Kecamatan Kunir Kabupaten Lumajang, sampai kini ia masih setia memperbaiki perkakas masak dapur rusak menjadi barang guna pakai. Sudah puluhan tahun Wagi menekuni pekerjaan ini.
Usianya yang sudah berkepala enam tapi tangannya masih terampil memukul mukul lempengan seng alumunium. Bahkan tidak sedikit magic com tak terpakai dipermak menjadi dandang atau sablukan
Menjadi tukang reparasi / patri perkakas dapur adalah cara Wagi mencari rejeki bagi keluarganya. Konon katanya pekerjaan ini belajar dari bapaknya yang juga tukang sayang keliling pada masanya.
Dalam sehari bapak dari dua anak ini mengaku ada saja orang yang membawa alumunium magic com yang sudah rusak, mulai dari membuatkan gagangan hingga sarangannya.
Sementara untuk biaya jasa Wagi mematok harga antara 10-30 ribu rupiah tergantung besar kecil material termasuk bahan dempul alumunium, stenlis tebal dàn stenlis tipis.
"Hari ini sedang sepi. Biasanya ada saja yang datang membawa magic com rusak untuk di permak. Daripada di buang, mending dibawa kesini untuk dijadikan dandang atau rebus air," tuturnya, Rabu (29/6/2022).
Dari ketekunannya itu ia bersama keluarganya menjalani hidup dengan sabar mensyukuri nikmat yang ada . "Ya semua harus disyukuri meski tidak banyak, karena hasil jasa pekerjaan ini membawa keberkahan juga," ungkapnya.
Tangan terampil hingga pakaian yang dikenakannya menjadi tanda bahwa ia ikhlas menjalani pekerjaan memperbaiki perkakas dapur rusak menjadi bermanfaat kembali.
"Pekerjaan seperti ini sudah tidak ada generasi yang siap melanjutkannya. Apalagi perkakas dapur sekarang sudah moderen semua," ujarnya sambil melubangi lembaran alumunium untuk sarangan sablukan.
Ia berharap kelak ada generasi yang mewarisi keahlian dan peralatan tambal perkakas dapur yang selama ini dilakoninya agar tetap bisa membantu sesama memanfaatkan barang yang sudah dianggap tidak terpakai, sayang kalau dibuang," pungkas wagi dengan tatapan tersenyum tampak jelas wajak keriputnya. (H)