RAYA PUBLIK. COM
SURABAYA - Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyambut baik Deklarasi dan Kongres 1 Asosiasi Perlebahan Indonesia (APIDA) Jawa Timur.
Hal ini sebagai bagian dari dukungan terhadap kelompok masyarakat sekitar hutan, baik yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan, atau Kelompok Tani Hutan agar dapat meningkatkan kapasitas keterampilan pengolahan pasca panen.
Tak hanya itu, dukungan Pemprov Jatim juga berupa fasilitasi dan pembinaan dalam pemberian bantuan alat ekonomi produktif berupa mesin pengolahan madu, fasilitasi perizinan produk yang dihasilkan, peningkatan mutu kemasan dan fasilitasi pemasarannya.
Hal ini dikatakan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, melalui Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Prov Jatim, Benny Sampirwanto, saat Deklarasi dan Kongres 1 APIDA Jatim, di Foresta Resort Prigen Pasuruan, Kamis (31/3/2022).
Menurutnya, saat ini potensi pengembangan bisnis madu sangatlah prospektif. Indonesia memiliki kekayaan alam dan potensi besar untuk pengembangan usaha perlebahan, sebanyak 6 dari 7 spesies lebah madu di dunia ada di Indonesia,
dengan Luas daratan 193 juta hektar dan luas hutan 143 juta hektar.
Tak hanya itu, Indonesia juga mempunyai sumber daya alam lahan yang luas untuk pengembangan budidaya lebah madu. Dengan Iklim tropis serta 115 jenis tanaman penghasil nectar sebagai pakan lebah (bee forage) Indonesia berpotensi untuk memproduksi madu sekitar 80.000-200.000 ton madu dalam setahun.
"Dari sini kita bisa melihat bahwa usaha budidaya lebah madu masih sangat potensial untuk terus dikembangkan, dukungan keberadaan kawasan hutan negara seluas 1,36 juta hektar di Jawa Timur, serta 600 ribuan hektar hutan rakyat yang tersebar di kabupaten/kota merupakan sumber pakan lebah dan sumber nectar alami yang produktif," ujar Benny.
Bennypun berharap, keberadaan APIDA ini dapat menjadi wadah dan tempat berdiskusi para pegiat, usahawan dan masyarakat perlebahan di Jawa Timur. hal ini terutama dalam pengembangan mutu, kesepahaman etika dalam berusaha dan peningkatan pangsa pasar.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Perlebahan Indonesia (API), Dr dr James Hutagalung, M.Kes, mengatakan tujuan dari kongres ini adalah untuk meningkatkan kolaborasi dan sinkronisasi antar stake holder perlebahan.
Sedangkan program jangka panjang APIDA, yakni membangun technopark berupa budidaya produksi, ekowisata dan pusat edukasi perlebahan.
Tak hanya itu, program lainnya, yakni mengelola klinik medis terapi perlebahan, serta sebagai pusat studi perlebahan dan standarisasi produk, juga sebagai pusat pengembangan sumberdaya manusia dan masyarakat pinggir hutan.
"Kami ingin APIDA Jatim menjadi unggul sebagai pusat studi lebah dan standarisasi produk lebah nasional," ujar James Hutagalung.
Kepala Divisi Regional Perhutani Jawa Timur, Karuniawan Purwanto Sanjaya, yang juga sebagai ketua APIDA terpilih, mengapresiasi semua pihak yang selalu konsen dan eksis dalam pengembangan budidaya Perlebahan, hal ini menurutnya dapat banyak manfaat yang didapat, baik secara ekonomi dan tetap menjaga alam, karena dalam pelaksanaan bisnis tersebut tidak sampai merusak lingkungan
Termasuk kerjasama dengan LMDH bisa lebih dioptimalkan, dan dirinya siap memfasilitasi APIDA untuk mempermudah kerjasama dengan lembaga tersebut.
" Semoga nantinya APIDA bisa memberdayakan LMDH, sehingga meningkatkan pendapatan para petani hutan, dan dengan demikian mereka akan ikut menjaga kelestarian hutan itu juga," Ujar ketua APIDA terilih Karuniawan Purwanto Sanjaya. (H)