Gladak Perak Riwayatmu

 


RAYA PUBLIK.COM
Lumajang – Kabupaten Lumajang, Jawa Timur punya banyak Ikon Ikon sejarah Peninggalan Zaman dulu, Salah satunya  ikon berupa jembatan yang dibangun sejak zaman Belanda.

Jembatan Gladak Perak adalah ikon tersebut. Lokasinya ada di wilayah Kabupaten Lumajang sisi selatan.

Keduanya terletak di atas Sungai Besuk Sat, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Namun, sayangnya kini masyarakat tidak lagi bisa menyaksikan ikon tersebut karena hancur diterjang erupsi guguran Gunung Semeru pada Sabtu (4/12/2021).
 
"Benar ?!!! Banyak dan menumpuk kenangan Indah di Gladak Perak yang tidak bisa terlukis , di buat kata kata . Gladak perak Riwayatmu menyisakan kesedihan karena keindahannya untuk kami ,  untuk kita dan untuk semuanya .

Kini Tinggal Kenangan, Sabtu Sore 14:50:16 (4/11/2021) Ikon lumajang Jembatan Gladak Perak Hancuh luluh lantah Di terjang Erupsi lahar Panas Gunung semeru, Gunung Semeru merupakan gunung api aktif yang merupakan gunung dengan ketinggian 3676 meter di atas permukaan laut, yang menjadikan puncaknya yang disebut mahameru menjadi puncak atau tanah tertinggi di pulau jawa.

Perlu diketahui, Jembatan Gladak Perak terdiri dari dua jembatan. Satu jembatan lama yang sudah tidak difungsikan dan sudah berstatus cagar budaya dan satu jembatan baru yang hingga kini masih digunakan untuk lalu lintas.

"Masyarakat yang melitas atau datang ke jembatan Gladak Perak , di suguhi Pemandangan Panorama Keindahan yang Asri , Mata memandang dari atas jembatan Gladak Perak sungguh Asiiik sekali. 

Dilansir dari Visit Lumajang, Minggu (5/12/2021), dari berbagai catatan sejarah, Jembatan Gladak Perak lama dibangun pada masa pemerintahan kolonial Belanda, sekitar tahun 1925-1940.

Dalam sejarahnya, Agresi Militer Belanda I yang dimulai pada 21 Juli 1947 menyerang beberapa daerah di Jawa Timur termasuk Lumajang.

Sehingga, untuk menghambat mobilitas pasukan tentara Belanda, Zeni Pioneer 22 Jatiroto, batalion tempur TNI AD, meledakan Jembatan Gladak Perak.

Oleh karena itu, Jembatan Gladak Perak kembali dibangun dan difungsikan pada tahun 1952 setelah kondisi wilayah Indonesia mulai membaik.

Memiliki sebutan lain, yaitu Jembatan Piket Nol dan Jembatan Pancing, jembatan lama tersebut memiliki lebar sekitar 4 meter dengan panjang 100 meter

Adapun jembatan baru itu dibangun di sisi selatan jembatan lama dengan pondasi beton bertulang pada tahun 1998 mengingat kondisi jembatan lama yang sudah tua.

Panjang jembatan baru mencapai sekitar 130 meter dan terlihat lebih kokoh dibanding jembatan lama.

Di sekitar jembatan, terdapat beberapa warung dengan aneka jajanan. Biasanya, fasilitas tersebut digunakan masyarakat untuk beristirahat sebelum kembali melanjutkan perjalanannya.

"Sekarang banyak yang nongkrong, istirahat dan kembali meneruskan perjalanan. Jualan jadi ramai dan menguntungkan," ujar salah satu pemiliki warung di sekitar Jembatan Gladak Perak, Agus.

Jembatan Gladak Perak Lama, meski tidak lagi dilewati kendaraan, tetap berstatus sebagai bangunan cagar budaya.

Bentuk bangunan jembatan lawas yang unik pun membuat banyak wisatawan datang ke sana untuk berfoto atau sekadar duduk-duduk. Senda gurau temu alumni sampai Diskusipun bertempat di situ.
Tapi Kini tinggal kenangan , Jembatan Gladak Perak hanya dalam cerita .

Akibat hancurnya Jembatan Gladak Perak, jalan utama jalur lintas selatan Lumajang-Malang tidak bisa dilewati kendaraan. Semua kendaraan dialihkan melalui Kabupaten Probolinggo.(H)
Reactions