Rayapublik.com Lumajang - Kapolres Lumajang AKBP Deddy Foury Millewa, S.H., S.I.K., M.I.K. melalui Kasatbinmas Polres Lumajang AKP. Totok.S, S.Sos.,MH.,M.Sc. melaksanakan kegiatan FGD (Focus Group Discussion) dengan tema bersama POTMAS SKD ( Satgas Keamanan Desa) dalam rangka Tangkal Radikalisme untuk menjaga Harkamtibmas yang kondusif di Kabupaten Lumajang, Minggu (28/12/2020) pukul 09.00 bertempat di warung apung Pondok Asri Lumajang.
Kegiatan FGD ini dihadiri oleh Kapolres Lumajang yang diwakili oleh AKP Nur Andi.S, S.(Kasubbag Binops Bagops), AKP. Totok.S, S.Sos.,MH.,M.Sc (Kasat Binmas), DR.H.M. Mudhofar, SAg.,M.Si.(Kemenag/Nara Sumber), Joko Sambung, S.Pd.,MM (Bakesbangpol/Narasumber) dan Perwakilan Anggota SKD Se - Kab.Lumajang. (Satgas keamanan Desa).
Dalam sambutannya AKP totok mengatakan bahwa Radikalisme itu mengiginkan suatu perubahan dengan memaksakan kehendak tanpa melihat rambu rambu yang sudah ditetapkan. "Masyarakat harus bisa berhati hati dan waspada jika ada ajakan ajakan yg mengatasnamakan agama yang mengiginkan perubahan perubahan (harus tabayyun)" tambahnya.
DR.H.M.MUDHOFAR, S.Ag.,M.Si (Kemenag) selaku Narasumber menyampaikan tentang pencegahan radikalisme berbasis keluarga.
DR. Mudhofar mengatakan bahwa Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama dimana anak berinteraksi sebagai lembaga pendidikan yang tertua, artinya disinilah dimulai suatu proses pendidikan. Sehingga keluarga, dalam hal ini orang tua, berperan sebagai pendidik bagi anak-anaknya. Lingkungan keluarga juga dikatakan lingkungan yang paling utama karena sebagian besar kehidupan anak di dalam keluarga. Sehingga pendidikan yang paling banyak diterima anak adalah dalam keluarga.
"Mengapa peran keluarga dalam upaya menangkal radikalisme sangatlah penting. Hal ini dikarenakan dalam keluarga khususnya orang tua sangat berperan dalam pembentukan kepribadian yang baik untuk anaknya. Merekalah orang yang pertama yang memberikan nilai-nilai dan norma yang baik serta dasar bagi pergaulan hidup yang benar sebelum terjun ke masyarakat" ungkap DR. Mudhofar.
Sementara Joko Sambung S..Pd. MM dari Kesbangpol menyampaikan materi tentang upaya pembinaan dan tangkal paham radikalisme dengan pemberdayaan ormas melalui program bela negara dan FKDM.
Joko Sambung Spd MM mengatakan bahwa penanganan konflik adalah tanggungjawab kita bersama, diperlukan upaya pengelolaan kemajemukan secara komprehensif dan holistik serta multidimensi yang melibatkan partisipasi seluruh komponen bangsa.
"Tentunya hal ini demi mantapnya stabilitas nasional dan terlaksananya pembangunan nasional sekaligus sebagai upaya penciptaan suasana yang aman tentram tertib damai dan sejahtera dalam rangka perwujudan cita cita bangsa Indonesia." pungkasnya (H)